Featured Posts Coolbthemes

Dump Truk Tubruk Bus Pariwisata di Tuban, 19 Penumpang Alami Luka-Luka





Sebanyak 19 orang korban kecelakaan bus pariwisata yang berpenumpang jamaah Ziarah Wali yang terguling di depan pintu masuk terminal wisata Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Kota Tuban masih dalam perawatan medis di dua rumah sakit yang ada di Kota Tuban, Kamis (11/5/2017).

Dari belasan korban tersebut sebagian besar adalah ibu-ibu yang merupakan jamaah ziarah wali asal Kelurahan Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya. Sebanyak 15 korban berada di RSUD Dr Koesma Tuban dan 4 korban berada di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.

"Sebagian besar korban mengalami luka ringan. Sekarang masih di rawat di rumah sakit," terang AKP Eko Iskandar, Kasat Lantas Polres Tuban saat berada di TKP kecelakaan bus dengan dump truk bermuatan batu bara itu.

Adapun untuk para korban luka-luka yang dirawat di RSUD Koesma Tuban adalah 1.Endang Supriyati (51), 2.Kartini (62), 3.Tumirah (57), 4.Sunarsih (42), 5. Ganis Sri Astuti (52), 6. Prihatin (47), 7. MOH. Rama Andika Putra (10), 8. Eni Erawati (38), 9. Ponimah (53), 10. Satimin (56), 11. Siti Muawanah (38), 12. Safaatun Nikmah (27), 13. Sumarsih (37), 14. Samiati (56), 15. Shinta Nuriyah (15).

Sedangkan untuk empat korban yang berada di rumah sakit Medika adalah
1. Sulatri (49), 2.Supiyati (55), 3. Nur Samsiyah (41), 4.Siti Umiyana (45). Dari semua korban hanya satu korban yakni Nur Samsiyah yang mengalami luka berat dengan kondisi mengalami luka patah tulang tangannya.

Seperti diberitakan sebelumnya sebuah bus pariwisata PO Jaya Makmur dengan nopol DK 9052 FA yang mengangkut puluhan Jamaah ziarah wali terguling di depan pintu masuk terminal wisata Tuban. Bus tersebut terguling setelah ditabrak kendaraan dump truk nopol L 8296 UX saat bus hendak masuk terminal itu.

Liga 2: Persinga Berbagi Poin Melawan Persatu Tuban


     Duel sengit tersaji dalam derbi Jawa Timur saat Persinga Ngawi menjamu Persatu Tuban pada lanjutan Grup 5 Liga 2 di Stadion Ketonggo, Sabtu (13/5/2017). Kedua tim berbagi poin setelah hanya bermain imbang, 1-1 lewat laga dramatis.
Tim tamu unggul lebih dulu lewat sepakan Agung Suprayogi, menit ke-48. Namun kemenangan di depan mata buyar, beberapa saat jelang laga usai setelah sundulan Heri Setiawan gagal diantisipasi kiper Fajar Setiabudi.
''Sewajarnya gol itu terjadi karena momen juga bagus. Ini hasil yang harus disyukuri karena pemain sudah tampil maksimal,'' kata pelatih Persatu, Edi Sudiarto usai pertandingan.
Sejatinya, tuan rumah lebih banyak memberikan tekanan di awal-awal babak pertama. Mengandalkan striker Slamet Larso Haryadi, Persinga beberapa kali mengancam gawang Persatu namun gagal berbuah gol.
Justru tim tamu yang sukses membuka skor. Serangan balik cepat skuat Laskar Ronggolawe, sepakan Yan Helda Pratama sejatinya mampu ditepis kiper Bagus Prasetyo, namun bola muntah mampu dicocor Agung Suprayogi.
Tersentak dengan gol lawan, Persinga tampil lebih menyerang. Hanya saja, banyaknya peluang yang diciptakan gagal berbuah hasil karena lemahnya penyelesaian akhir. Usaha tuan rumah menyamakan skor berbuah hasil lewat Heri Setiawan. Setelah itu, wasit Arief Syaefudin meniup peluit panjang.
''Persinga juga tampil luar biasa. Pertandingan berjalan sangat bagus bagi kedua tim, dan persaingan grup ini semakin sengit,'' tukas dia.
Pelatih Persinga, M Hasan kecewa dengan hasil seri tersebut. Dirinya menyoroti lemahnya penyelesaian akhir awak skuatnya. ''Banyak peluang yang didapat namun hanya satu yang berhasil,'' keluh mantan pelatih Persewangi Banyuwangi.

Petilasan Gagak Rimang Kuda Ronggolawe

Petilasan Gagak Rimang Kuda Ronggolawe


gagak rimamg
26 - Mar - 2012 | by: sosialnews
Sosialnews.com – Dalam perjalanan sejarah Kabupaten Tuban tidak bisa dipisahkan oleh sepak terjang Adipati Ronggolawe dan kuda tunggangannya yang diberi nama Gagak Rimang pada masa itu, yang sekarang menjadi simbol Kabupaten Tuban.
Peradaban masyarakat Tuban tidak lepas dari konsep magis, sakral, relegius yang menjiwai kehidupan, menyisakan banyak cerita, dongeng, mitos dan legenda juga apapun namanya, di setiap sudut kawasan di Kabupaten Tuban. Konon yang tersebar secara turun-temurun dari bahasa verbal antar masyarakat, masih dipercayai sebagian masyarakat sampai sekarang, bahkan jika terus kebiasaan tersebut berjalan dengan baik akan tetap terjaga selamanya.
Legenda yang berkembang menceritakan bahwa saat awal mula membuka tlatah atau kawasan Tuban pada zaman Mojopahit dahulu terjadilah perebutan kekuasan, terjadi perselisihan dahsyad antara Kebo Anabrang dan Lembu Suro untuk memimpin Kadipaten Tuban. Perselisihan yang sudah sampai pada pertarungan fisik atau adu kesaktian berjalan berpindah-pindah tempat, namun yang paling seru terjadi di sekitaran Desa Beron Kecamatan Rengel. Di tengah perselisihan tersebut muncullah Adipati Ronggolawe selanjutnya berselisih dengan Kebo Anabrang, sehingga perselisihan hebat terjadi antara Kebo Anabrang dan Adipati Ronggolawe. Seperti yang dipercaya masyarakat Adipati Ronggolawe identik dengan kendaraan tunggangannya berupa kuda yang diberi nama Gagak Rimang.
Pertarungan adu kesaktian tersebut terjadi berlangsung berhari-hari, sehingga pada suatu saat kuda tunggangan Adipati Ronggolawe tumbang terbunuh di kawasan Desa Trutup, yang sekarang bernama Talunrejo. Petilasan kuburan jaran (kuda) tersebut terdapat persis di tepi jalan Tuban – Bojonegoro Km 20 dan 5m dari garis tepi jalan Propinsi. Kondisi terkhir dari pantauan sosialnews sangat memprihatinkan, tepat berada di bawah rumpun pohon bambu dibatasi oleh batangan kayu yang sudah dimakan rayap dikerubungi semak perdu. Di sisi lain tempat petilasan itu sangat dekat dengan kegiatan usaha pembakaran gamping sehingga nampak debu putih menempel menutupinya.
Menurut Pak Abdul (80 th) warga sekitar yang kebetulan memecah batu-batuan untuk bahan bangunan di dekat tempat petilasan kuburan kuda, “Saya masih sering melihat tempat ini diziarahi orang dan biasanya dilakukan pada malam hari.“ Dari tempat tersebut juga memang banyak ditemukan bekas sesaji antara lain, dupa, ceceran bunga dan botol-botol minyak. “Katanya para peziarah, di sini mempunyai yoni (kekuatan ghaib) yang sangat besar, juga banyak misteri benda-benda pusaka yang tidak tampak. “Pengunjung tempat tersebut kebanyakan dari luar daerah, ada yang dari dalam Kabupaten Tuban maupun luar Kabupaten seperti Bojonegoro, Lamongan dan sekitarnya.
Terlepas dari apa yang diyakini oleh masyarakat tentang petilasan kuburan kuda tersebut, sudah sepatutnya menjadi perhatian para pihak yang berkepentingan atas kearifan lokal sejarah Kabupaten Tuban, dengan semua jejak budayanya kata salah satu supranaturalis, Imam syafi’i (45 th). * (at)

Memprihatinkan, Pelajar Latihan SAR Pakai Pohon Pisang

Memprihatinkan - Pelajar Latihan Sar Pakai Pohon Pisang, (SNC - At)Memprihatinkan, Pelajar Latihan SAR Pakai Pohon Pisang

24 - Jan - 2013 | by: sosialnews
TUBAN – Berbekal 5 batang pohon pisang yang dimodifikasi menjadi perahu pelajar pecinta alam “OASIS “ SMK YPM 12 Tuban latihan SAR laut di pantai wisata Boom untuk mengisi liburan Maulid Nabi Muhammad SAW, kreatif di satu sisi tetapi di sisi lain sangat memprihatinkan. Kamis (24/1)
Hujan deras yang menguyur Kota Tuban tidak menyurutkan puluhan pelajar pecinta alam “OASIS” SMK YPM 12 Tuban, mereka tetap melakukan latihan SAR laut dengan menggunakan rakit dari pohon pisang yang dirangkai, ditambah dengan pelampung jerigen plastik guna membantu rakit tetap mengambang di laut guna latihan proses operasi SAR berjalan sesuai rencana.
Uniknya sebelum materi tentang pertolongan di laut diawali dengan tausiyah Maulid Nabi Muhammad SAW oleh mahasiswa pecinta alam El Herra STITMA Tuban, dilanjutkan dengan pembekalan materi latihan darat lalu dilanjutkan praktek di laut.
Awalnya sedikit mengawali kendala akan keseimbangan rakit, namun lama-kelamaan terbiasa dan mampu menyelesaikan materi praktek, mulai dari teknik dayung, embarkasi (memasukan korban kerakit), debarkasi (mengeluarkan korban dari rakit) sampai teknik penjemputan korban di laut juga latihan renang cepat, dengan menggunakan rangkaian pelampung yang disebut pelampung komando.
Silih berganti pelajar putri dan putra melakukan praktek di tengah laut dengan bersemangat, “Saya senang pak, meski dengan pelatan seadanya dengan rakit pohon pisang yang penting dapat ilmu dan latihan,“ ujar Novi, salah satu pelajar.
“Tujuan dari latihan ini agar teman-teman siswa bisa mengisi liburan dan dapat menumbuhkan rasa sosial respek, agar nantinya tertanam kepedulian bagi sesama yang terkena musibah,“ ujar Nuril Hadi, ketua pelaksana.
“Kami masih pelajar dan muda, masih banyak pengalaman yang harus kita asah,“ tambah Ahmad Rozak, ketua umum oasis.
“Tak ada rotan akar pun jadi, tak ada rotan rumput pun jadi, sehingga tak ada perahu karet yang standart operasi laut tidak ada pohon pisang pun tidak ada masalah, karena semangat potensi anak yang harus kita bantu salurkan,“ ujar Adi Waluyo, SPd, guru pembina pendamping.
Keprihatinan alat pendukung latihan SAR pelajar tersebut disebabkan semua peralatan pemerintah daerah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban sedang disiagakan untuk bencana banjir melalui surat Nomor 360/009/414.115//2013 tertanggal 3 Januari 2013 ada dua point. Pertama, Tuban memasuki masa siaga darurat bencana banjir sampai bulan Maret sesuai peryataan Bupati, dan yang kedua, peralatan yang terdapat di BPBD perahu karet jumlahnya terbatas.
Menanggapi isi surat tersebut instruktur lapangan Edy toyibi mengatakan “Jika siaga dan diperlukan peralatan tersebut bisa kan mas ditarik setiap saat, dan kalau jumlah perahu terbatas saya kira tidak juga, karena ada sekitar 4-5 perahu dan mesih berfungsi baik,” sanggah Edy.
“Kalau demi sosialisasi dan ketrampilan potensi SAR tidak hal yang haram meminjamkan satu set, toh mereka potensi SAR mendatang yang akan menggantikan kita kelak,“ tambah Edy Toyibi di sela-sela memberi materi.
Meski demikian dalam pembekalan materi Edy Toyibi terlihat masih bersemangat, mentransformasi ketrampilan SAR dan membakar semangat untuk peduli sesama kepada peserta, yang rata-rata masih pelajar SLTA “Masak kita tega membunuh rasa ingin belajar dan berlatih anak-anak, itu tindakan bodoh meski kami harus menggunakan alat seadanya,“ ujar Edy lelaki yang meluangkan waktunya dari tugas kepanwasan pemilu saat libur hari besar.*( at)

Camat Widang Cabut Persetujuan Patok Batas Antar Kabupaten

Camat Widang Cabut Persetujuan Patok Batas Antar Kabupaten

5 - Apr - 2012 | by: sosialnews
pabu - sosialnews.comSosialnews.com, Tuban – Pemasangan patok PABU (Pilar Acuan Batas Utama ) Perbatasan antara Kabupaten Tuban dan Lamongan di bantaran Bengawan Solo dengan PBU (Pilar Batas Utama) di tengah-tengah aliran Bengawan Solo, bisa menimbulkan potensi salah faham, sehingga Camat widang menuntut peninjauan kembali.
Pada awal nopember 2011 dilakukan pemasangan patok PABU (pilar acuan batas utama), sebagai tanda batas antara Kabupaten di sepadan bantaran bengawan di dua Kecamatan Kabupaten Tuban yaitu Kecamatan Widang dan Kecamatan palang, sementara di Kabupaten Lamongan di Kecamatan Babat –Brondong, dari dua Kabupaten tersebut terpasang 14 patok PABU tersebar secara acak. Untuk di wilayah Kecamatan Widang terdapat di Desa Widang, Desa Tegalsari, Desa Kedungharjo, Desa Simorejo dan Desa Kujung.
Patok PABU yang berukuran tinggi 70 cm, lebar30 cm ditanam pada kedalaman 70 cm pada bagian permukaan atas terdapat lempengan tembaga dengan keterangan no regristasi pilar, empat garis arah panah juga larangan atas perusakan, sementara di salah satu sisi terdapat tulisan batas Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lamongan, dari investigasi sosialnews pada garis ke arah tengah bengawan yang merupakan titik PBU (Pilar Batas Utama) yang merupakan garis jelas/tegas batas kedua Kabupaten tersebut tidak tertulis jelas nominal angka jarak antara PABU dan PBU hal ini akan menyimpan bom permasalahan dimana sifat dari aliran bengawan solo selalu dinamis berubah-ubah bentuk sesuai tekanan arus limpahan bengawan, dari tahun ketahun.
Pada kesempatan lain Camat Widang Sutrisno mengatakan “Saya merasa ditodong tanda tangan, karena beberapa Kepala Desa sudah dimintai tanda tangan terkait berkas persetujuan survei, bukan pemasangan patok pembatas antar Kabupaten, camat yang baru menjalankan tugasnya di wilayah widang pada bulan Januari tersebut juga membeberkan, bahwa mereka hanya minta tanda tangan persetujuan survey, namun kenyataannya pemasangan patok sudah dilakukan pada bulan Nopember 2011. membuat sedikit geram pejabat yang sebelumnya sebagai Sekcam Kecamatan Rengel.
“Saya mencabut tanda tangan terhadap persetujuan itu, yang pada saat itu disodorkan oleh salah satu oknum Pemerintahan Desa Widang,“ tambahnya. Pada saat pertemuaan tanggal 2 April 2012 di aula Kecamatan Widang, yang dihadiri oleh pejabat terkait dua Kabupaten Tuban – Lamongan dan Provinsi Jatim juga rekanan pelaksana. Peryataan Camat diikuti oleh beberapa Kepala Desa yang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Lamongan. “Harus ada peninjauan kembali atas pelaksanaan pemasangan patok PABU tersebut,“ tegasnya di pertemuan tersebut.
Pelaksana pemasangan patok PABU adalah PT Prima Sarana Data asal Bandung Jawa Barat tersebut yang diwakili oleh Wawan pelaksana lapangan, “Kita hanya pelaksana lapangan saja tidak tau apa-apa, semua dari Jakarta, Kementerian Dalam Negeri,“ tuturnya terkesan menutupi informasi dan ketika didesak lebih lanjut oleh socialnews tentang keresahan warga juga para pejabat terkait, dengan arogan Wawan mengatakan, “Tanya saja ke pusat,“ menjawab dengan nada sinis.
Keresahan warga dan pejabat terkait tentang patok PABU di sepanjang Bengawan Solo di Kecamatan Widang dan Palang bukan tidak beralasan, karena keberadaanya akan menimbulkan banyak persepsi, di masyarakat berkembang akan tragedi pencaplokan batas wilayah yang menimbulkan sengketa, salah satu contoh antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar tentang Gunung Kelud. Meruntut lebih jauh patok PABU adalah tanda medan atau triangulasi yang tercatat nomor regrestasi maupun koordinat geografis bujur lintang, tercatat dalam pemetaan Nasional dalam hal ini BAKORSURTANAL (Badan Koordinasi Pemetaan Nasional) yang berwenang tentang pembuatan ataupun revisi peta rupa bumi di Indonsia, juga JANTOP (Jawatan Topografi) TNI AD untuk pembuatan peta topografi guna kepentingan pertahanan Negara.* ( at )

Diklatsar Kebencanaan Mahasiswa Universitas Ronggolawe Tuban

Diklatsar Kebencanaan Mahasiswa Universitas Ronggolawe Tuban

latihan Sar Mahasiswa Unirow Tuban8 - Des - 2015 | by: sosialnews
TUBAN – Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kepekaan sosial, sekelompok Mahasiswa Universitas Ronggolawe Tuban melakukan pelatihan kebencanaan sambut Musim penghujan di kawasan Krawak Kecamatan Montong Tuban semenjak tanggal 1 hingga 8 Desember 2015. Selasa (8//12/2015)
Potensi Kawasan karst Tuban memang menyediakan media menempa kemampuan untuk generasi muda dalam memacu sosial respek bagi sesama. Potensi tersebut diantaranya tebing kapur vertikal, sungai yang terbentuk akibat tampungan kontour miring lembah, disuport sungai bawah tanah yang muncul ke permukaan menjadi mata air karst dan vegetasi pelindung sebagai pelindung dan penghambat evaporasi suhu tanah.
Menurut Lukman operasional kegiatan “Sengaja kami mencumbui potensi karst dengan aplikasi ilmu terkait kemampuan medan kebencanaan sesuai tipologi Tuban, dengan ciri geologti unik tersebut kami dapat familier medan lokal “ tandas mahasiswa juruswan teknik industri ( TI ) tersebut
Di tempat yang sama penanggungjawab kurikulum kegiatan mengatakan “Mengenal potensi konten lokal Tuban sama dengan mengenal dapur sendiri untuk berkontribusi lebih fokus tentunya dengan ilmu sebagai landasan agar tidak konyol“ ujar Lia Rahayu perempuan kelahiran Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban.
Menurut wahyu ketua MAHIPAL UNIROW Tuban “ latihan kebencanaan yang kita kemas dalam DIKLATSAR MAHIPAL XXII tentunya dalam rangka kesiapsiagaan kebencanan Mahasiswa sambut penghujan di Bumi Seribu Goa Ronggolawe Tuban“ cuap kepada wartawan lingkungan (Wali) sosialnews.com
Dari pantauan sosialnews.com dilapangan ada beberapa ketrampilan yang diperagakan diantaranya water rescue, vertikal rescue dan penyapuan horisontal mengikuti kountur di medan seperti pola line mengikuti jalan setapak yang sudah ada dengan istilah pengejaran korban, pola penyapuan berbanjar/bersaff dengan memperhatikan titik datum dimana korban terakhir diketahui atau diperkirakan keberadaanya serta pertolongan lorong tertutup/ goa.
Sementara Ketua CAGAR Edy Toyibi menyampaikan “Disamping pelatihan saya berharap teman muda tidak berpangkutangan, namun harus mempunyai gambaran umum operasi kebencanaan dengan detail, perlu kita renungkan kerusakan lingkungan, orang yang kena musibah tidak datang meminta pertolongan dan bantuan kita lho….”
Edy menambahkan “Bencana dan kerusakan lingkungan tidak akan datang merengek pada kita, namun kita yang mesti mendatangi untuk melakukan mitigasi, perlindungan dan pertolongan, jadi kita yang aktif” kata aktifis lingkungan tersebut. (At)


Pantai Boom Tuban Diapit Bank Sampah Raksasa

Pantai Boom Tuban Diapit Bank Sampah Raksasa 

Sampah menumpuk di sisi Pantai Boom Tuban, laksana bank sampah permanen (SNC - at)TUBAN – Sampah menjadi persoalan hampir di setiap kota di Indonesia yang padat penduduknya, demikian juga apa yang terjadi di pantai utara Kabupaten Tuban, tepatnya di kanan kiri taman wisata Pantai Boom yang letaknya di utara kantor pemerintahan daerah yang hanya dipisahkan oleh alun-alun dan ruas jalan Daendels, sampah menggunung, menebar di tepian pantai laksana bank sampah raksasa.
Gerakan alamiah arus laut pada saat tertentu bergerak ke tepian sehingga mampu membawa material yang ada sampai di daratan, dan terjadi penumpukan yang luar biasa hingga pasir pantaipun tertutupi, yang nampak hanya tumpukan sampah yang di dominasi oleh sampah plastik.
Dari pantauan sosialnews sampah-sampah tersebut berasal dari rumah tangga, hal ini dapat diciri dengan berbagai macam jenis sampah yang ada, mulai dari tas plastik, bekas kemasan sampoo, bekas kemasan sabun dan lain-lain. Fenomena ini juga dapat menuntun kita akan prilaku masyarakat yang masih kurang peduli saat membuang sampah sisa dari aktivitas keluarga. Di sisi lain manejemen pengelolaan sampah kurang maksimal, dimana sebaran depo-depo yang akan di buang pada tempat pembuangan sampah akhir yang terletak di selatan kota tepatnya di Pegunungan Panggung Keluaran Gedongombo masih terbatas.
“Bayangan saya dengan keberadaan Pantai Boom yang sudah tertata ini, pantainya juga bersih tertata, namun apa yang saya lihat tumpukan sampah itu sangat mengganggu sekali,“ ujar pengunjung luar kota yang enggan disebut namanya.
“Tunpukan sampah seperti ini juga pernah terjadi di wisata pantai terkenal di Pulau Dewata Bali, namun pemerintah lokal cepat ambil tindakan dengan mengerahkan seluruh daya upaya, termasuk alat berat,“ lanjut lelaki setengah baya yang hobbi traveling ke beberapa tempat terutama pemandangan laut.
Di lokasi sekitar Pantai Boom sosialnews sempat turun bersama Direktur Cagar di tumpukan sampah tersebut, Ia mengatakan, “Keadaan ini dapat memberi dampat tidak baik pada destinasi wisata Pantai Boom pada khususnya dan tempat-tempat lain pada umumnya,” ujar Edy, direktur Cagar Tuban.
“Pengunjung tidak bisa mengalihkan perhatianya akan keberadaan tumpukan sampah itu, soalnya persis berhimpit erat dengan objek wisata atau kata lain tepat di depan mata“ ujar Edy.
“Dari penelusuran dan pengamatan kami, ada beberapa cara sampah itu sampai di sini, sampah dari pemukiman hulu yang dibawa aliran sungai dan dari masyarakat sekitar pantai yang membuang langsung ke sungai,“ jelas Edy.
“Dan sampah-sampah ini terus berimbuh secara periodik yang ditepikan arus laut, namun sayang fenomena ini yang sudah berlangsung lama tidak mendapat perhatian, dengan penanganan secara periodik pula,“ jawab Edy mengkritisi.
“Jika ini tertangani dengan baik akan menambah ruang bermain masyarakat di pantai pasir kanan dan kiri tempat wisata pantai boom, seperti Ancol atau Pantai Kuta lah, Mas,“ Edy memberi masukan.
“Perlu diingat bahwa penumpukan sampah di pantai, juga banyak ditemui pada hampir sepanjang pantai Tuban, terutama pada pusaran arus laut yang bergerak ke tepian pada beberapa tempat,“ kata Edy mengakhiri. (At)

Di langsir : Radar geographic.

PWI Tuban Peduli Hutan Penyokong Kedaulatan Pangan

PWI Tuban Peduli Hutan Penyokong Kedaulatan Pangan

petanu hutan - Sanggem25 - Nov - 2015 | by: sosialnews 
TUBAN – Hutan penyokong kedaulatan pangan berdasarkan  fungsi  hutan dalam  aspek ekonami dan sosial, hal ini ditegaskan pada Pelantikan  Pengurus PWI Kabupaten Tuban Periode 2015-2018), dengan tema “PWI peduli hutan” dilaksanakan selasa  24 november 2015 di Desa Temandang Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.
Hutan merupakan sumberdaya alam yang terbarukan  mempunyai multi fungsi kehidupan diantaranya, ekologi, sosial, ilmu pengetahuan dan ekonomi. Wilayah hutan Kabupaten Tuban sebagian besar dialasi oleh kawasan karst atau batuan kapur dengan unsur  biologi, fisik dan kimia tanah sebagai pembentuk kwalitas pohon jati sangat berkelas, hasil tanaman tumpangsari yang  melimpah dan berkuwalitas seperti kacang-kacangan,lombok dan jagung serta umbi-umbian.
Kepala  Divisi Regional  Perhutani (Divre) Jawa  Timur “Andi Purwandi” mengatakan “Mengelola hutan harus diperhatikan tipologi zona hutan atau tapak setiap jengkal tanah,” dalam  arahan sambutanya.
“Zona adaptif, zona lindung dan zona ekonomi,” lanjutnya.
Zona adaptif merupakan daerah interaktif sosial masyarakat, zona lindung merupakan daerah yang dilindungi atas keberadaan mata air, tempat mengawetkan spesies vegetasi purba yang berfungsi sebagai produsen oksigen pengikat karbon dan tempat hidup satwa dengan segala ketersediaan pakan sebagai asupan nutrisi untuk berkembangbiak dan terhindar dari kepunahan, sementara zona ekonomi merupakan daerah hutan produksi dan pengembangan hasil kayu dari berbagai spesies tumbuhan tingkat tinggi.
Andi Purwandi memaparkan “Selama ini membangun hutan memang kurang berhasil dan perlu bersinergi membangun hutan, dan kepedulian PWI Tuban akan sangat membantu, dan perlu dingat hutan penyokong kedaulatan pangan, dengan memberdayakan  masyarakat  sekitar hutan untuk bercocok tanam tumpangsari sambil merawat tegakan tanaman pokok paska tebang,” ujarnya mengakhiri.
Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Syaifullah Yusuf yang akrab di panggil Gus Ipul mengatakan “Untuk membangun hutan, ekonami masyarakat sekitar hutan harus ditingkatkan, bila perlu 72 LMDH yang ada di Tuban masing-masing membuat prodak unggulan,”
Gus Ipul berpesan dalam membangun hutan harus  memperhatikan 3m, memperbaharui, mengembalikan dan memanfaatkan.
Sementara Ketua Pwi  Tuban yang baru dilantik, Pipit Wibawanto mengatakan, “PWI Tuban berkomitmen untuk turut serta membangun kawasan hutan,” ucapnya singkat.
Ditempat  acara tersebut aktivis lingkungan “Cagar”,  Edy Toyibi kepada wartawan sosialnews  mengatakan “Potensi kawasan hutan yang tidak kalah penting adalah kandungan mineralogi dan fenomena bentukan geologi unikpada permukaan maupun dibawah permukaan,” terang edy dengan antusias.
“Eksploitasi kandungan potensi mineral di kawasan hutan penyumbang degradasi fungsi hutan dan lemahnya kesadaran pemangku hutan akan perlindungan fenomena geologi unik permukaan  seperti mini tower karst, karnkarst, tebing, lembah serta fenomena geologi bawah permukaan goa,” tambah Edy.
“Potensi positif itu dimaksimalkan menjadi  prospek  geopark atau taman geologi, agar semangat membangun hutan komprehensif, jelas Edy. (at)

DI LANGSIR : RADAR GEOGRAPHIC

PEGUNUNGAN GUNDUL DI TUBAN



DIREKTUR CAGAR LATIH SISPALA DI KAWASAN KARS TUBAN