Diklatsar Kebencanaan Mahasiswa Universitas Ronggolawe Tuban

Diklatsar Kebencanaan Mahasiswa Universitas Ronggolawe Tuban

latihan Sar Mahasiswa Unirow Tuban8 - Des - 2015 | by: sosialnews
TUBAN – Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kepekaan sosial, sekelompok Mahasiswa Universitas Ronggolawe Tuban melakukan pelatihan kebencanaan sambut Musim penghujan di kawasan Krawak Kecamatan Montong Tuban semenjak tanggal 1 hingga 8 Desember 2015. Selasa (8//12/2015)
Potensi Kawasan karst Tuban memang menyediakan media menempa kemampuan untuk generasi muda dalam memacu sosial respek bagi sesama. Potensi tersebut diantaranya tebing kapur vertikal, sungai yang terbentuk akibat tampungan kontour miring lembah, disuport sungai bawah tanah yang muncul ke permukaan menjadi mata air karst dan vegetasi pelindung sebagai pelindung dan penghambat evaporasi suhu tanah.
Menurut Lukman operasional kegiatan “Sengaja kami mencumbui potensi karst dengan aplikasi ilmu terkait kemampuan medan kebencanaan sesuai tipologi Tuban, dengan ciri geologti unik tersebut kami dapat familier medan lokal “ tandas mahasiswa juruswan teknik industri ( TI ) tersebut
Di tempat yang sama penanggungjawab kurikulum kegiatan mengatakan “Mengenal potensi konten lokal Tuban sama dengan mengenal dapur sendiri untuk berkontribusi lebih fokus tentunya dengan ilmu sebagai landasan agar tidak konyol“ ujar Lia Rahayu perempuan kelahiran Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban.
Menurut wahyu ketua MAHIPAL UNIROW Tuban “ latihan kebencanaan yang kita kemas dalam DIKLATSAR MAHIPAL XXII tentunya dalam rangka kesiapsiagaan kebencanan Mahasiswa sambut penghujan di Bumi Seribu Goa Ronggolawe Tuban“ cuap kepada wartawan lingkungan (Wali) sosialnews.com
Dari pantauan sosialnews.com dilapangan ada beberapa ketrampilan yang diperagakan diantaranya water rescue, vertikal rescue dan penyapuan horisontal mengikuti kountur di medan seperti pola line mengikuti jalan setapak yang sudah ada dengan istilah pengejaran korban, pola penyapuan berbanjar/bersaff dengan memperhatikan titik datum dimana korban terakhir diketahui atau diperkirakan keberadaanya serta pertolongan lorong tertutup/ goa.
Sementara Ketua CAGAR Edy Toyibi menyampaikan “Disamping pelatihan saya berharap teman muda tidak berpangkutangan, namun harus mempunyai gambaran umum operasi kebencanaan dengan detail, perlu kita renungkan kerusakan lingkungan, orang yang kena musibah tidak datang meminta pertolongan dan bantuan kita lho….”
Edy menambahkan “Bencana dan kerusakan lingkungan tidak akan datang merengek pada kita, namun kita yang mesti mendatangi untuk melakukan mitigasi, perlindungan dan pertolongan, jadi kita yang aktif” kata aktifis lingkungan tersebut. (At)