GUNUNG JUGRUK SEGORO ASAT

Gunung Jugruk Segoro Asat



gunung jugruk segoro asat
Di Langsir : Radar Geographic.(juli/2016).

OPINI, sosialnews.com – Dengan prinsip logika Apabila sudah terjadi kerusakan di muka bumi dan alam semesta sudah hancur oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, mengakibatkan ‘gunung jugruk segoro asat’ (yang menggambarkan kerusakan di atas bumi dari darat hingga lautan), dan penhuni bumi ini sudah bersifat hewani, maka serasa tanda-tanda kiamat sudah dekat.
Pembangunan yang selama ini dilakukan umumnya masih didasarkan atas perhitungan ekonomi. Perhatian masih kurang untuk kepentingan kelestarian ekologi serta sosial. Berbagai masalah sosial dan bencana alampun terus terjadi seiring dengan menguatnya cengkeraman dan isapan sistem neoliberalisme yang berkedok kemajuan bangsa.
Kenyataan yang ada membuktikan bahwa kegiatan industrialisasi telah banyak menyebabkan kerusakan lingkungan, mulai hilangnya mata air, polusi udara, dan berkurangnya vegetasi, degradasi keanekaragaman hayati, rusaknya situs sejarah serta terkuak pula kebohongan-kebohongan perusahaan yang pada awalnya menjanjikan hal yang sama, yakni kesejahteraan masyarakat dan peningkatan ekonomi namun faktanya menyatakan sebaliknya yaitu menciptakan kerusakan lingkungan dan kemiskinan global.
Selama semua pihak masih memandang kawasan karst dari segi ekonomi dan sektoral, maka laju pengrusakan kawasan karst tidak akan terkendali. Sangat tidak diinginkan jika pemerintah daerah yang dipilih oleh masyarakatnya lebih mendambakan penghasilan jangka pendek, apalagi jika sampai berhasil diiming-imingi oleh investor pertambangan berupa retribusi besar untuk peningkatan pendapatan asli daerah tanpa sedikitpun menyadari bahwa jenis pertambangan itu mempunyai jangka waktu eksploitasi.
Janji peningkatan pendapatan asli daerah adalah omong kosong besar, walaupun ada, hal itu tak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan. Hanyalah segelintir elit politik yang akan mendapatkan keuntungan. Setelah bahan tambang habis, pemerintah daerah hanya mewarisi lingkungan alam yang gersang, porak-poranda, masyarakat yang bertambah miskin dan penyakitan.
Pertambangan yang menjadi ujung tombak dalam sektor industri telah menjadi bencana bagi ras manusia. Hal tersebut telah nyata menjadikan manusia sebagai objek keterasingan dan memicu kerusakan terbesar pada lingkungan alam. Tidak hanya itu, pada skala lebih tinggi akan terjadi kekacauan sosial dan kehancuran global.
Untuk menghindari bencana yang lebih besar ada beberapa hal yang penting untuk segera dilakukan yaitu menghentikan praktek-praktek lapangan yang dapat merusak keberlangsungan keanekaragaman hayati. Upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan membutuhkan peran siapa saja, baik itu dari pemerintah maupun dari masyarakat yang ada. Lalu bagaimana mewujudkan iklim investasi yang baik dan meningkatkan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat? Hal teknis dengan menggunakan nalar sehat yang musti dilakukan adalah dengan pembangunan ruang-ruang kerajinan yang padat, bukan padat modal; apalagi seperti pabrik semen yang mengeksploitasi sumberdaya alam tak terbaharukan yang rawan bencana ekologi serta sosial.
Persoalan lingkungan hidup bukan merupakan isu tersendiri, melainkan merupakan bagian integral dari hidup yang berkelanjutan. Perubahan paradigma terhadap kawasan karst dari semua orang yang merasa hidup diatas bumi-hidup dari minuman air dan makan dari apa yang dikeluarkan oleh bumi ini, menjadi modal utama dalam menyelamatkan alam ini.
Konservasi kawasan hutan termasuk flora dan fauna serta keunikan alamnya perlu dilakukan untuk melindungi keanekaragaman hayati. Terpeliharanya kawasan konservasi seperti wilayah sumber mata air dan daerah aliran sungai merupakan bekal bagi kehidupan generasi yang akan datang.
Untuk itu kedholiman harus segera ditanggalkan dan kerakusan pertambangan besar besaran secepatnya dihentikan alias di tutup. demi kelangsungan hidup anak cucu adam dan hawa di jangka panjang.*(At )