TUBAN, sosialnews.com – Desa Mliwang yang berada di ketinggian 50
meter di atas permukaan laut dihuni oleh sekitar 2.000 penduduk yang
sebagian besar bermata pencarian sebagai petani kondisinya mendatangkan
berada di zona supit udang yaitu sebuah kawasan yang terkepung oleh
kegiatan industri semen.
Desa Mliwang yang pada bagian terdahulu mempunyai arti mili
(mengalir) awang-awang (angkasa) masuk dalam wilayah administratif
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban Jawa Timur, berpenduduk sekitar 2000
jiwa lebih dengan mata pencaharian utama sebagai petani, berada di ujung
paling timur dari punggungan Mliwang sisi lereng selatan.
Keberadaan Desa Mliwang akan terkepung oleh eksploitasi sumber daya
alam sebagai bahan baku dua raksasa pabrik semen. Disisi selatan dan
timur desa sekarang sudah ada eksploitasi clay/lempung. Di sisi timur
berbatasan dengan Desa Karangasem Kecamatan Jenu yang dipisah oleh jalan
raya Glondong – Kerek, terdapat cekungan-cekungan raksasa bekas tambang
lempung yang ditinggalkan begitu saja dan sebagian lagi aktifitas
pengambilan bahan lempung berjalan dengan intensitas tinggi guna
memenuhi kebutuhan bahan baku semen gresik, hal ditandai beberapa alat
berat siang malam tak henti mengeruk dan lalu lalang kendaraan truk
besar dari lokasi tambang menuju tapak pabrik, dan perlu diketahui lahan
tambang lempung berada pada lahan subur pertanian basah/sawah.
Begitupun di selatan desa ada beberapa cekungan bekas galian lempung
sebagai bahan baku semen gresik yang masih menganga pada lahan
persawahan berbatasan dengan Desa Kedungrejo, untuk memenuhi kebutuhan
produksi awal semen holcim akan tanah liat sekitar 29,5 ha akan
terbebaskan semuanya beradalahan peranian sawah Mliwang.
Disisi barat Desa Mliwang menjadi 82,9 ha serta 386,4 ha untuk
wilayah Desa Kedungrejo 384, areal bahan baku batu kapur pabrik semen
Holcim ada dua status lahan yang dipakai pabrik semen Holcim pertama
tanah perhutani melalui status pinjam pakai dan sistem tanah kompensasi,
untuk kompensasi berada di dua tempat, kesatu di Wilayah Rembang Jawa
Tengah luas 142,6 ha dan yang kedua Kabupaten Blitar luas 770 ha. Di
luar lahan hutan ada juga 253,293 ha tanah adat (hak milik) untuk
tambang batuan kapur, dan 55,7125 ha untuk bahan baku clay.
Di sisi utara Desa Mliwang letaknya ujung paling selatan Desa
Karangasem untuk kantor seluas 5,1360 ha ditambah untuk terminal 104 ha
dan lagi ada tapak industri semen holcim 84,4 ha yang memproduksi dampak
kebisingan dan debu.
Sosialnews.com bersama Direktur Cagar Edy Toyibi canangkan program
peduli lingkungan yang akan mengupas tuntas problem besar di Kabupaten
Tuban terkait SDA yang carut marut. Dalam menelisik liputan jelajah alam
di bumi seribu gua. Di lokasi, Edy yang tlah memakrifati alam
mengatakan, “Dari sini kita bisa melihat dan akan melihat bayangan apa
yang akan terjadi pada Desa Mliwang yang terkepung oleh aktivitas
industry ekstraktif,“ tunjuk Edy berdiri di puncak Bukit Mliwang
beberapa meter di atas pemukiman.
“Bagi masyarakat terutama perkembangan generasi penerus yang akan terdampak menjadi hunian yang tidak sehat “ tutur Edy.
“Yang saya khawatirkan Desa Mliwang akan bedol deso (pindah desa) dan
hilang dari peta administratif beserta akar budaya kearifan lokal,“
kekhawatiran Edy beralasan sebab pernah ada diskusi hampir menjadi
rekomendasi konsultan dan pakar akan keberlanjutan Desa Mliwang, melihat
tekanan berbagai arah eksploitasi bahan baku semen.
“Desa Mliwang laksana berada ditengah-tengah supit udang, terjebak
bahaya ekologi dari empat penjuru mata angin,“ Edy memberi analogi.
*(at)