Bukit Mliwang (Bag. 11)


Samuri (70 th) warga Desa Mliwang Kecamatan Kerek Tuban siang itu nampak sangat menikmati segarnya air sumur, (SNC – At)
TUBAN – Air adalah sumber kehidupan, pepatah, analogi, realitas dalam kehidupan, untuk semua mahluk hidup di muka bumi ini. Begitu pula dengan keberadaan sendang dan sumur gali yang terletak pada puncak dataran Bukit Mliwang, dalam bahasa ilmiahnya top hill, dimungkinkan kritis keberadaanya disebabkan adanya aktivitas pabrik semen Holcim di bawahnya.
Dari penelusuran sosialnews.com di lapangan terdapat 8 sumur, diantaranya Mur Sendang 1 dan 2, Mur Kaji, Mur Dono dan empat yang lain dinamai dengan nama orang yang memilki sumur di ladang. Letak sumur-sumur tersebut hampir berada satu garis membujur ke barat, dan satu sama lain tidak berjauhan.

Samuri (70 th) warga Desa Mliwang Kecamatan Kerek Tuban siang itu nampak sangat menikmati segarnya air sumur dengan berkali-kali membasahi tubuhnya, berbekal seutas tali dan timba dia ambil air di kedalaman sumur yang hanya sekitar 4 meter, padahal posisinya berada di atas bukit, orang sekitar menamakan Mur Sendang.
“Kalau dari ladang ya mandi di sini, Pak,“ kata Samuri.
“Meski kemarau tidak pernah habis airnya, tidak tahu kalau ada pabrik besok, Mas,“ ujar Samuri sambil terus mandi.
“Sejak pembuatan AMDAL semen Dwima Agung/Holcim pertama tahun 2008 sudah kami permasalahkan, karena dimungkinkan sendang/sumur-sumur tersebut akan mengalami penurunan permukaan, sehingga kering,“ papar Edy, Direktur Cagar di lokasi.
“Bukan tanpa alasan kami mempermasalahkan eksploitasi ekstraktif kawasan karst/kapur, yang akan berdampak pada tata aliran bawah permukaan, karena mempunyai daya simpan air yang luar biasa,“ tambah Edy Toyibi sambil menunjukkan indikator di lapangan.
“Sumur di atas Bukit Mliwang sebuah fenomena hidrologi karst yang unik, maka semestinya Holcim tidak memaksakan diri,“ kata Edy lugas.
Sementara itu PT Holcim ketika dikonfirmasi menampik kekhawatiran tersebut, bahwa PT Holcim tidak akan mengganggu keberadan sumur-sumur tersebut, “Seperti yang sudah kami sampaikan pada konfirmasi sebelumnya (4/2/2013 – red) ,” kata Indri Siswati, Project Communication PT Holcim.
“Apapun yang disampaikan Indri Siswati Project Comunication PT Holcim, saya nilai itu pembelaan yang bernuansa pembodohan publik, dengan berlindung pada lembaga yang disebut seperti anak kecil,” sanggah Edy. (SNC – At)