TUBAN, – Entah berapakali gelombang aksi yang dilakukan oleh
mayarakat merkawang sejak akan berdirinya pabrik semen PT Holcim
Indonesia, Tbk. Sampai sekarang desa terdekat dari pabrik semen yang
bahan bakunya di Bukit Mliwang, selalu bergoyang seolah tak terhenti,
terus sampai kapan?
Peserta aksi warga Merkawang yang menaiki mobil pickup terbuka dan
banyak didominasi ibu-ibu tersebut langsung menuju halaman Mapolres
Tuban pada suatu hari, dengan menempuh jarak hampir 30 Km dibawah terik
mentari tak membuat semangat warga untuk menyampaikan yang dipercaya
ketidakadilan bagi mereka tak memudar.
Inti dari tuntutan mereka adalah hal hakiki yang bersinggungan erat
dengan kelangsungan hidup keluarganya yang notabene dijamin mutlak
konstitusi Negara Republik Indonesia ini. Tanah adalah lahan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bercocok tanam dengan berbagai
tanaman yang disesuaikan musim yang kadang hanya cukup untuk makan, lain
tidak.
Apakah pemodal paling dapat porsi hak terbanyak, sehingga mampu
menancapkan keinginanya kepada siapa saja, bahkan para penjaga negara
dan para penguasa, sehingga untuk mendapatkan setetes haknya masyarakat
harus menakar nyawa cadanganya? bahkan tidak jarang dianggap
ditunggangi? Kenapa negara tidak dapat menurunkan penunggangnya atau
sebaliknya pemodal yang yang menunggangi penyelenggara negara?
“Saya datang ke sini (Mapolres Tuban – red ) untuk minta keadilan,“ kata Kusriwati 37 tahun warga Merkawang.
“Saya mewakili bapak saya yang sudah puluhan tahun merawat tanah
negara itu dan tiba-tiba dijual kepada holcim oleh pejabat desa tanpa
saya dikasih apa-apa pak,“ ujar ibu satu anak tersebut.
“Sudah setahun saya dan warga lain memperjuangkan secuil hak saya, Pak,“ keluh ibu berkulit kelam tersebut.
Potret kecil dari rentetan fragmen kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi warga negara yang tidak semestinya menerima perlakuan negara
seperti itu, tindakan cermat potret sesaat dalam analisis dampak
lingkungan (Andal) dan analisis dampak keamanan (Andak ) menjadi
referensi awal untuk mendahului mengambil langkah kenegarawanan yang
memberi rasa keadilan masyarakat bukan tunduk pada pemodal, jikalau kita
tidak mau terus melihat warga Bukit Mliwang bergoyang……?* (at)