GOA PERTAPAAN DI TUBAN

 Goa Pertapaan di Tuban

Di Langsir Radar Geographic. (2/juli/2016).

juru kunci gua butul - sosialnews.comsosialnews.com – Satu lagi goa di Tuban yang dijadikan tempat pertapaan oleh masyarakat, keberadaannya terletak di tengah hutan, sekitar 200 m dari ujung Desa Manjung Kecamatan Montong.

Kabupaten Tuban juga dikenal sebagai kota seribu goa, mempunyai banyak potensi yang terkandung di dalamya, diantaranya potensi biologi, geologi, hidrologi, dan anthropology, dan potensi lainya. Goa-goa yang menyebar hampir diseluruh Kecamatan yang berada di Kabupaten Tuban ini, dipercaya menjadi tempat bersemedi dan menjadi cikal bakal suatu daerah tertentu, bahkan ada
 beberapa goa sejak nenek moyang dipercaya menyimpan kekuatan alam/gaib yang sangat luar biasa. Diantara goa tersebut ada yang terbuat secara alamiah tanpa modifikasi campur tangan manusia, juga ada beberapa goa yang termodifikasi oleh manusia.
Ada beberapa goa yang dijadikan pesantren, dijadikan tempat pariwisata maupun yang dijadikan penelitian atau laboratorium terbuka, karena potensinsinya yang langka seperti Goa Ngerong Rengel.
Goa Butul yang terletak di Desa Manjung Kecamatan Montong, adalah sebuah goa fosil/goa kering yang mempunyai lorong tembus berjarak 100 m, dengan pintu masuk cukup lebar. Sejak beberapa tahun terakhir ini dimodifikasi menjadi goa pertapaan oleh salah satu warga Desa Manjung. Di dalam goa yang gelap tersebut ditata dan dibagi menjadi beberapa ruang, yang dibatasi oleh tumpukan batu-batuan hingga menjadi seperti kamar-kamar yang luas, juga lantai yang semula tidak datar diratakan agar memudahkan orang memasukinya, di beberapa sudut banyak terdapat bekas-bekas perlengkapan pertapaan, diantaranya lampu minyak, tikar, dan tempat pipih dari tanah seperti cobek untuk tempat membakar sesaji. Ada satu aula besar, tempat berkumpul dan bercengkerama para sesama pertapa.
Menurut kajian Edy Toyibi direktur LSM CAGAR “Goa butul yang dijadikan pertapaan tersebut masuk dalam kategori goa fosil yang tembus, sebagai salah satu bentuk system pergoaan bekas pelarutan sungai purba yang sekarang sudah mengering” pria yang juga anggota Himpunan Pegiat Goa Nasional tersebut menambahkan “Di sekitar Goa Butul juga terdapat dua goa yang dialiri oleh sungai berair atau istilahnya goa vadosa, sebagai hunian kelelawar dan biota goa yang endemic.“
Akses menuju goa berupa jalan setapak macadam menuruni lembah. Menurut penjaga/juru kunci goa tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya saat di konfirmasi socialnews.com, mengatakan “Semua yang kami lakukan menata goa ini adalah atas biaya sendiri bersama kelompok, dan kami lakukan hampir satu tahun “.
Secara terpisah salah satu warga setempat, Wadi (30 th) mengatakan, “Saya jarang mendekati goa tersebut sejak dijadikan pertapaan, paling-paling lewat saja saat ngarit (mengambil makanan ternak).”

“Di Kabupaten Tuban, keberadaan goa disamping sebagai pondok pesantren, pariwisata, pertapaan dan wahana penelitian, juga eksploitasi bebatuannya, bahkan banyak goa dijadikan tempat sampah sampai tempat tampungan kotoran manusia, “Sudah seharusnya ada regulasi dari Pemerintah Daerah Tuban, yang komprehensif agar bentukan alam unik goa terlindungi keberadaanya, tidak malah didiamkan terus menerus seperti ini “ demikian papar pria jebolan empat perguruan tinggi ini.(At).

REPORTER : AT