Memprihatinkan, Pelajar Latihan SAR Pakai Pohon Pisang

Memprihatinkan - Pelajar Latihan Sar Pakai Pohon Pisang, (SNC - At)Memprihatinkan, Pelajar Latihan SAR Pakai Pohon Pisang

24 - Jan - 2013 | by: sosialnews
TUBAN – Berbekal 5 batang pohon pisang yang dimodifikasi menjadi perahu pelajar pecinta alam “OASIS “ SMK YPM 12 Tuban latihan SAR laut di pantai wisata Boom untuk mengisi liburan Maulid Nabi Muhammad SAW, kreatif di satu sisi tetapi di sisi lain sangat memprihatinkan. Kamis (24/1)
Hujan deras yang menguyur Kota Tuban tidak menyurutkan puluhan pelajar pecinta alam “OASIS” SMK YPM 12 Tuban, mereka tetap melakukan latihan SAR laut dengan menggunakan rakit dari pohon pisang yang dirangkai, ditambah dengan pelampung jerigen plastik guna membantu rakit tetap mengambang di laut guna latihan proses operasi SAR berjalan sesuai rencana.
Uniknya sebelum materi tentang pertolongan di laut diawali dengan tausiyah Maulid Nabi Muhammad SAW oleh mahasiswa pecinta alam El Herra STITMA Tuban, dilanjutkan dengan pembekalan materi latihan darat lalu dilanjutkan praktek di laut.
Awalnya sedikit mengawali kendala akan keseimbangan rakit, namun lama-kelamaan terbiasa dan mampu menyelesaikan materi praktek, mulai dari teknik dayung, embarkasi (memasukan korban kerakit), debarkasi (mengeluarkan korban dari rakit) sampai teknik penjemputan korban di laut juga latihan renang cepat, dengan menggunakan rangkaian pelampung yang disebut pelampung komando.
Silih berganti pelajar putri dan putra melakukan praktek di tengah laut dengan bersemangat, “Saya senang pak, meski dengan pelatan seadanya dengan rakit pohon pisang yang penting dapat ilmu dan latihan,“ ujar Novi, salah satu pelajar.
“Tujuan dari latihan ini agar teman-teman siswa bisa mengisi liburan dan dapat menumbuhkan rasa sosial respek, agar nantinya tertanam kepedulian bagi sesama yang terkena musibah,“ ujar Nuril Hadi, ketua pelaksana.
“Kami masih pelajar dan muda, masih banyak pengalaman yang harus kita asah,“ tambah Ahmad Rozak, ketua umum oasis.
“Tak ada rotan akar pun jadi, tak ada rotan rumput pun jadi, sehingga tak ada perahu karet yang standart operasi laut tidak ada pohon pisang pun tidak ada masalah, karena semangat potensi anak yang harus kita bantu salurkan,“ ujar Adi Waluyo, SPd, guru pembina pendamping.
Keprihatinan alat pendukung latihan SAR pelajar tersebut disebabkan semua peralatan pemerintah daerah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban sedang disiagakan untuk bencana banjir melalui surat Nomor 360/009/414.115//2013 tertanggal 3 Januari 2013 ada dua point. Pertama, Tuban memasuki masa siaga darurat bencana banjir sampai bulan Maret sesuai peryataan Bupati, dan yang kedua, peralatan yang terdapat di BPBD perahu karet jumlahnya terbatas.
Menanggapi isi surat tersebut instruktur lapangan Edy toyibi mengatakan “Jika siaga dan diperlukan peralatan tersebut bisa kan mas ditarik setiap saat, dan kalau jumlah perahu terbatas saya kira tidak juga, karena ada sekitar 4-5 perahu dan mesih berfungsi baik,” sanggah Edy.
“Kalau demi sosialisasi dan ketrampilan potensi SAR tidak hal yang haram meminjamkan satu set, toh mereka potensi SAR mendatang yang akan menggantikan kita kelak,“ tambah Edy Toyibi di sela-sela memberi materi.
Meski demikian dalam pembekalan materi Edy Toyibi terlihat masih bersemangat, mentransformasi ketrampilan SAR dan membakar semangat untuk peduli sesama kepada peserta, yang rata-rata masih pelajar SLTA “Masak kita tega membunuh rasa ingin belajar dan berlatih anak-anak, itu tindakan bodoh meski kami harus menggunakan alat seadanya,“ ujar Edy lelaki yang meluangkan waktunya dari tugas kepanwasan pemilu saat libur hari besar.*( at)